Selasa, 30 April 2013

Dividen Payment Ratio DPR TOTL 2013 RUPS

Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam RUPS TOTL 2013 pada 29-April-2013 di sebutkan bahwa perusahaan menetapkan membagi dividen senilai Rp.29,33/lembar saham atau sebesar 57% dari besarnya laba bersih per-saham (EPS). Rasio pembayaran dividen TOTL tahun ini turun dibandingkan periode sebelumnya antara lain disebabkan perusahaan mengalokasikan sebagian dana sebesar Rp.150 miliar untuk membeli lahan. Perusahaan berencana membangun apartemen dan gedung perkantoran di atas tanah tersebut.
Dividen Payment Ratio DPR TOTL 2013 RUPS (sumber idx, diolah)
Berita Seputar Kinerja TOTL TW-1-2013
TOTL berencana meningkatkan pendapatan dari segmen properti. Ekspansi pada segmen properti ini belum lama di geluti oleh perusahaan. Proyek properti yang tengah dirintis TOTL antara lain pembangunan kondominium hotel di Tanjung Benoa, Bali dan GKM Tower di TB Simatupang, Jakarta Selatan yang diharapkan rampung pada triwulan ke-3 2013. Selain proses pembangunan, TOTL berhasil meraih kontrak baru berupa proyek pembangunan apartemen green bay, Jakarta dan gedung BRI di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Sampai dengan Maret 2013, kontrak baru yang diperoleh TOTL sebesar Rp 350 miliar. Realisasi kontrak telah mencapai 16,6% dari target kontrak baru tahun 2013 senilai Rp 2,1 triliun.

Senin, 04 Februari 2013

Analisa Saham Produsen Keramik Indonesia ARNA (PT.Arwana Citramulia Tbk.), KIAS (PT.Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.), MLIA (PT.Mulia Industrindo Tbk.)

Dampak positif booming sektor properti pasca 2008 dialami oleh beberapa produsen keramik di Indonesia. Alasannya sederhana, setiap produk properti pasti membutuhkan produk keramik diantaranya lantai, dinding, kamar mandi, dan sebagainya. Dari sisi finansial, indikator dilihat pada tumbuhnya laba bersih tiap tahun. Menganalisa produsen keramik dapat dilakukan dengan membandingkan indikator finansial perusahaan dalam satu sektor. Dalam situs salah satu sekuritas, termasuk dalam kategori ini diantaranya ARNA (PT.Arwana Citramulia Tbk.), AMFG (PT.Asahimas Flat Glass Tbk.), TOTO (PT.Surya Toto Indonesia Tbk.), MLIA (PT.Mulia Industrindo Tbk.), IKAI (PT.Intikeramik Alamasri Industri Tbk.) dan KIAS (PT.Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.).

Analisa Saham Produsen Keramik Indonesia ARNA (PT.Arwana Citramulia Tbk.), KIAS (PT.Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.), MLIA (PT.Mulia Industrindo Tbk.)

Agar diperoleh analisa lebih spesifik, penulis melakukan kunjungan pada situs emiten-emiten tersebut, hasilnya diperoleh kesimpulan hanya ada tiga perusahaan  produsen keramik yaitu  ARNA, KIAS dan MLIA. Diantara ketiga produsen tersebut, manakah yang lebih unggul secara finansial dan mana juga yang memiliki prospek bagus kedepannya? Berikut ini ulasannya.

Berikut kutipan indikator finansial perusahaan diatas.
Perbandingan Margin Produsen Keramik Indonesia, ARNA-KIAS-MLIA (sumber: ft.com, diolah)

Rasio margin ARNA terbaik dibandingkan dua pesaing lain, hal ini terlihat dari biaya produksi paling rendah dibarengi perolehan net profit margin paling tinggi untuk tiap rupiah revenue yang dihasilkan.

Indikator ROE dan Aset Turnover Produsen Keramik Indonesia, ARNA-KIAS-MLIA (sumber: ft.com, diolah)

Rasio Opex Produsen Keramik Indonesia, ARNA-KIAS-MLIA (sumber: ft.com, diolah)

Pada tahun 2012, untuk setiap rupiah modal ekuitas, ARNA membutuhkan waktu pengembalian kurang lebih 3,6 tahun. Jauh dibandingkan kedua pesaingnya. Sebenarnya pada 2009 ARNA dan KIAS memiliki ROE berimbang, rasio ini selaras dengan booming awal sektor properti. Namun demikian KIAS kurang mampu mempertahankan laba bersih sehingga nilai ROE KIAS menjadi turun. Pada 2012, rendahnya ROE KIAS disebabkan perusahaan melakukan right issue untuk melunasi hutangnya sehingga mengaibatkan turunnya rasio. Dengan pelunasan ini, hutang KIAS menjadi sangat rendah yang kedepannya seharusnya berdampak pada kenaikan laba bersih. Hal ini didukung dengan rasio beban opex KIAS yang paling rendah dbandingkan pesaingnya. Menurut penulis, dengan promosi yang gencar serta efisiensi biaya produksi dapat berdampak positif pada KIAS. Perusahaan ini cukup berpotensi untuk menjadi penantang ARNA dimasa mendatang.

Disclaimer On.

Kamis, 31 Januari 2013

Menghitung Fair Value SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.


Realisasi laba bersih SSIA (Surya Semesta Internusa Tbk.) tahun 2012 melampaui target sebesar 177,8% dibandingkan target. Terkait hal tersebut, dalam artikel ini kita coba memperkirakan fair value SSIA dan berapakah besar potensi margin of safety yang memungkinkan untuk dicapai.

Berikut data finansial SSIA mengacu laporan keuangan triwulan ke-3 2012.
Indikator SSIA Surya Semesta Internusa (sumber ft.com, diolah)

Harga saham SSIA penutupan 30 Januari 2012 sebesar Rp.1.370,-. Dalam menghitung fair value, dipergunakan asumsi berikut :

  1. Asumsi required return (tingkat bagi hasil dihitung berdasarkan risk country dan suku bunga deposito) Indonesia akhir tahun 2012 yaitu sebesar 18,63%.
  2. DPR (Dividen Payment Ratio) SSIA yang dibagikan tahun 2012 lalu sebesar 12%.
  3. EPS (Earning Per-Share) growth sebesar 15%. Nilai ini diperoleh dari treshold average growth  EPS SSIA selama 5 tahun sebesar  51%.
  4. Average growth P/E (Price Earning Ratio) SSIA 5 tahun sebesar 16,4% sehingga secara konservatif P/E growth sebesar 12%.
  5. Dengan asumsi diatas diperoleh DPR akhir tahun 2016 sebesar 122 rupiah dengan asumsi DPR 12%. 
Berdasarkan asumsi diatas diperoleh hasil perhitungan harga wajar sebagai berikut

Fair Value SSIA Surya Semesta Internusa 

Dengan harga Rp.1.370,- estimasi P/E SSIA berada pada 8,78 kali. Mengacu nilai P/E, valuasi SSIA masih relatif murah apabila dibandingkan dengan P/E perusahaan dalam sub sektor konstruksi yang mencapai 18 sampai dengan 20 kali. Sesuai pencapaian realisasi laba bersih SSIA tahun 2013 yang diatas estimasi, harga saham emiten ini berpeluang besar untuk naik, terlebih lagi prospek jangka panjang terutama berkaitan dengan pembukaan pelabuhan Cilamaya Karawang, selesainya proyek jalan tol dan konstruksi yang lain serta pembangunan hotel budget.

Disclaimer on.

Rabu, 30 Januari 2013

Rekor Pencapaian Laba SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun 2012

Pada keterbukaan informasi tanggal 14 Januari 2013, SSIA (Surya Semesta Internusa Tbk.) melaporkan pencapaian laba bersih tahun 2012 lebih dari Rp.700 miliar melebihi pencapaian tahun 2011 sebesar Rp.252 miliar atau tumbuh sebesar 177,8%. Pencapaian ini melampaui target sebesar Rp.650 miliar. Peningkatan laba bersih didukung oleh kenaikan laba anak perusahaan yaitu PT.Surya Cipta Swadaya (SCS, pengelola kawasan industri Suryacipta City of Industry seluas 1.400 hektar di Karawang, Jawa Barat) yang membukukan penjualan lahan industri seluas 123 hektar senilai Rp.1,1 triliun. Kontribusi revenue anak perusahaan lain diperoleh dari PT.TCP Internusa. Selain itu, anak perusahaan jasa konstruksi yaitu PT.Nusa Raya Cipta (NRC). Estimasi contract on hand akhir tahun 2012 sebesar Rp.2 triliun. Dibidang perhotelan, anak perusahaan PT.Suryalaya Anindita International (pemilik hotel Gran Melia) memproyeksikan pendapatan recurent yang stabil.

Rekor Pencapaian Laba SSIA Surya Semesta Internusa 2012

Dilaporkan beberapa kejadian penting SSIA tahun 2012 diantaranya :
  1. SCS menambah lahan industri baru di Karawang dan Bekasi. Penambahan lahan di Bekasi sampai dengan akhir tahun 2012 seluas 180 hektar dari total 300 hektar.
  2. SCS mengembangkan model bisnis baru yang direncanakan komersial pada 2013 yaitu komplek komersial (Suryacipta Square), persewaan pergudangan (warehouse) dan bangunan pabrik standar (Standar Factory Building).
  3. SSIA melakukan investasi pada proyek infrastruktur secara tidak langsung pada LMS (PT.Lintas Marga Sedayu) sebesar 20,5% atau senilai US$ 12 juta.. LMS merupakan pemegang hak pengusahaan jalan tol ruas Cikampek-Palimanan.
  4. Joint operation antara NRC dengan kontraktor utama kontruksi jalan tol Cikampek-Palimanan dengan total kontrak sebesar Rp.7,7 triliun. Jangka waktu proyek selama 30 bulan yang dimulai pada awal 2013.
  5. NRC mendapatkan rekor kontrak baru selama 2012 untuk sektor high-rise building yang tercatat lebih dari Rp.2,5 triliun.
  6. Penambahan penyertaan modal di SAI di Oktober menjadi sebesar 86,79%. 
  7. Renovasi Gran Melia Jakarta rampung pada Oktober 2012 sehingga siap menampung segmen pasar yang lebih tinggi.
  8. Rencana pengembangan budget hotel telah menyelesaikan akuisisi lahan di 4 lokasi : Palembang, Karawang, Pekanbaru dan Jakarta. Akusisi lahan baru dalam tahap akuisisi di 3 lokasi : Bekasi, Yogyakarta dan Makasar. Target komersial budget hotel tahun 2013 sebanyak 5 hotel di 5 kota.
Target Tahun 2013
SSIA mentargetkan pertumbuhan pertumbuhan pendapatan usaha konsolidasi sebesar 30% atau senilai Rp.4,3 triliun dengan target laba bersih senilai Rp.850 miliar atau dengan growth sebesar 21,4% dari estimasi realisasi laba bersih tahun 2012.

Sabtu, 26 Januari 2013

Menghitung Fair Value TOTL Total Bangun Persada Tbk.

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel sebelumnya, TOTL memiliki prospek cerah sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Pada artikel ini, kita coba mengeksplorasi indikator finansial TOTL untuk memperkirakan fair value TOTL sehingga diperoleh potensi margin of safety yang berpotensi untuk dicapai.

Berikut data finansial TOTL mengacu pada laporan keuangan triwulan ke-3 2012.

Fair Value TOTL Total Bangun Persada (sumber ft.com, diolah)

Harga saham TOTL pada penutupan 25 Januari 2012 sebesar Rp.1.020,- yang dalam setahun telah naik sebesar 175,68%. Untuk menghitung fair value, berikut asumsi yang dipergunakan :
  1. Asumsi required return (tingkat bagi hasil dihitung berdasarkan risk country dan suku bunga deposito) Indonesia akhir tahun 2012 yaitu sebesar 18,63%. 
  2. DPR (Dividen Payment Ratio) TOTL yang dibagikan tahun 2012 lalu sebesar 119%. Prosentase ini cukup besar dan menguntungkan investor. Namun apakah besaran DPR ini mampu dipertahankan oleh TOTL ditahun berikutnya? Secara konservatif, estimasi DPR di masa mendatang diestimasik hanya sebesar 100% dari EPS.
  3. EPS (Earning Per-Share) growth sebesar 15%. Nilai ini diperoleh dari treshold average growth  EPS TOTL selama 5 tahun sebesar  17%. Berdasarkan keterangan corporate TOTL, proyeksi laba bersih tahun 2013 sebesar Rp.210 miliar atau meningkat 17% dari proyeksi laba bersih TOTL tahun 2012. Mengacu pada angka ini, estimasi laba bersih TOTL tahun 2013 masih sesuai dengan "jalur yang sesuai" yaitu 17%.
  4. Average growth P/E (Price Earning Ratio) TOTL 5 tahun sebesar 13,5% sehingga secara konservatif P/E growth sebesar 12%. 
Dengan asumsi diatas diperoleh DPR akhir tahun 2016 sebesar 355 rupiah (asumsi DPR 100%). Perhitungan harga wajar sebagaimana tabel berikut.

Estimasi Harga Wajar Saham TOTL 2012 2013 2014 2015 2016
Harga saham TOTL saat ini sudah relatif tinggi dengan PER 18,6 kali. Namun demikian apabila kinerja TOTL di masa mendatang lebih dari proyeksi diatas, sangat mungkin valuasi harga TOTL melebihi perhitungan diatas. Dengan growth sesuai asumsi diatas, potensi harga TOTL di tahun 2016 sebesar Rp.1230,- atau apabila dibandingkan dengan harga saat ini berpotensi meraih margin sebesar 17%.

Disclaimer on.